Jumat, 16 November 2012

Rustianik

Betapa nama itu telah mendarah daging dalam hidupku. Terlahir dengan usia 6 tahun lebih mudah dari umurku. Parasnyapun tidak terlalu cantik kalau dibanding dengan orang yang pernah aku sayangi sebelum-sebelumnya. Tinggi badannya pun sangat jauh denganku, dari sifat dia tidak memiliki sifat perhatian yang selama ini aku inginkan dari seorang cewek yang menjalani hubungan spesial denganku.

Sifat tomboi yang selama ini q idam-idamkan dari seorang cewek yang nantinya akan mendampingi aku juga tidak aku temui dalam dirinya. Hanya sifat yang selalu ingin diperhatikan itulah sifat dia yang aku paling sukai. Terlepas dari itu tak sedikitpun sifat dari Rustianik yang mampu menaklukan hatiku.

Disinil`h Tuhan berkehendak walau hanya 6 bulan aku ,menjalin hubungan cinta dengan dia tetapi sampai sekarang ( 3 tahun berselang ) q tidak sanggup untuk melupakan dirinya dalam hidupku. Dalam satu kesempatan Sholat Istiqaroh, aku mendapati dia muncul dalam fikiranku sebelum aku salam.

Di satu sisi aku sangat menginginkan dia sebagai istriku, disisi yang lain dia sudah tidak menginginkan aku sebagai pasangannya. Dalam Hidupnya sudah 2 lelaki yang berurutan hadir spesial dalam kehidupannya. Jujur mendengar hal itu aku cemburu, tak tau dari mana datangnya perasaan itu. Berbagai upaya telah aku lakukan agar aku dapat melupakan dia dari hidupku. Kalau perlu hilanglah nama memori tentang dia dalam hidupku.

Satu hal yang tidak pernah masuk dalam akal pikiranku adalah aku lebih menyesal kehilangan dia daripada menyesal karena gagal menyelesaikan kuliahku yang dari kecil aku perjuangkan bahkan dengan perjuangan yang sangat keras, perjuangan berupa pengeluaran harta benda ataupun Psikologis yang dari kecil bercita - cita sebagai seorang yang bergelar sarjana. Dari situ aku merasa pikiranku sudah tidak waras karena seolah-olah dia lebih berarti dari kuliahku. Padahal kalu dipikir 2 kali masih ada yang lebih patut untuk aku sesali daripada menyesal diputuskan oleh Rustianik. Yakni gagal mejalin hubungan dengan Mbak Is, Wanita yang sudah jelas jelas lebih ideal sebagai seoarang istriku daripada dia.

Pertemuanku dengan dia diawali karena ketidak sengajaan. Saat itu aku bekerja di PT. BMI, Bumi Menara Internusa. Aku bertugas sebagai staff kantor yang bertugas mengurusi perekrutan Karyawan di PT. Bhakti Karya Kurnia, Perusahaan yang mensuplai karyawan ke PT. BMI. Saat itu aku ditugaskan kantor untuk turun ke Lapangan untuk mencari tenaga kerja cewek untuk dipekerjakan di PT. BMI. Disitulah aku tanpa sengaja bertemu dengan Rustianik. Tepatnya di Pabrik Sepatu Cinderella, kebetulan dia sedang mencari kerja di Pabrik yang mayoritas karyawanya Cewek tersebut. Karena aku mengejar target mencari karyawan sebanyak-banyaknya dengan sedikit ngegombal akhirnya aku bisa mengajak dia untuk melamar di BKK, tempat kerjaku. Sebagai informasi saat itu kondisiku sedang terpuruk karena Cinta yang tak terbalas oleh Mbak Is dan kegagalan melanjutkan kuliah beberapa saat sebelum saya bekerja di BKK. 2 Kejadian tersebut bahkan sempat membuat aku tidak berani datang ke surabaya, karena takut tidak bisa mengendalikan emosi ketika ingat dengan mbak Is atau teringat dengan Unitomo, kampus dimana aku sempat kuliah selama 3 semester.

Kembali ke cerita, dari pertemuaan awal dengan rus aku saling tukar no. hape. Dari pertemuan awal tersebutlah kelak aku ketahui bahwa saat itu dia jatuh cinta pada pandangan pertama denganku. Sekali 2X aku tidak menghiraukan SMS dari dia. Aku ingat dia pernah bilang kalau berat badanya cukup untuk menjadi karyawan di PT. BKK. Saat itulah ada perasaan iba dariku dan timbul niatan untuk membantu dia agar masuk menjadi karyawan BKK, karena dia sudah mengeluarkan biaya untuk tes kesehatan, Aku merasa bersalah kalau dia tidak bekerja di BKK, apalagi saat masuk aku sempat mengunakan jurus setengah memaksa. Akhirnya aku bantu dengan cara mengatakan kepada personalia bahwa dia kerabat dekatku dan aku bertanggung jawab jika kelak dia berbuat kesalahan.

Akhirnya rus pun bekerja di BKK. Dari itu akupun sering SMSan dengan dia. sampai akhirnya hubunganku dengan dia jadi dekat. Beberapa kali aku menjemput dia ketika pulang kerja. Saat itu aku menganggap dia tak lebih dari seorang adek. Pelan pelan akhirnya aku muai menyadari kalau dia suka dengan aku.




6 Bulan Berlalu

6 Bulan berlalu dari hari terakhir aku bekerja di Abadi Outsourcing. Kadang aku sangat rindu dengan suasana yang ada di kantorku yang lama tersebut. Canda Khas yang tidak akan aku temui di tempat yang lain tidak akan aku temui lagi. Harapanku untuk kuliah Gratis dengan biaya ditanggung oleh Pak Putu lenyap sudah, Tidur Gratis, dapat jatah makan Gratis, tidak akan pernah aku temui di dapatkan di tempat kerja yang baru ini. Aku hanya bisa memantau kegiatan temen temen kerjaku yang lama dari facebook. Alhamdulillah dari sekilas apa yang aku lihat bayak perkembangan yang terjadi di sana.

Namaku pun tak lagi baik di lingkungan sana, keluar kerja kemudian masuk ke tempat kerja orang yang dianggap penghianat dalam perusahaan itulah gambaran betapa image buruk yang aku tinggalkan disana. SMS Balasan terakhir dari Bu Susi ( Atasanku di Abadi Outsourcing ) mengisyaratkan adanya kekecewaan atas apa yang aku lakukan selama ini di Abadi. Aku tak bisa membayangkan betapa jeleknya namaku sekarang di Abadi.

Tapi keputusan sudah aku ambil, terlepas dari jeleknya imageku di Abadi. Aku sekarang telah menjani masa pengabdianku di BAP dan satu minggu kedepan masa kerjaku sudah 6 bulan. Dan tempat kerjaku yang baru tidak ada hubungannya sama sekali dengan orang yang pernah dianggap berhianat kepada Abadi.

Akhirnya aku hanya berharap suatu saat aku bisa menunjukan balas budi terhadap apa yang telah diberikan oleh Abadi terhadapku.

Salam
Sukardiatur
( Nama yang aku dapatkan ketika aku bekerja di Abadi )

 

Jumat, 30 Maret 2012

8585 248 3556

Akhirnya no ini tidak aktif juga. . . .
Sebulan akhirnya berlalu . . . ..

Minggu, 26 Februari 2012

Tekad yang Kuat

Semoga apa yang aku lakukan kemarin bermanfaat. Setelah sekian lama terlibat sebuah hubungan emosional dengan dy akhirnya Endingnya menyenangkan. Semoga ! ! ! . aku sebut ending karena itu sebatas rencanaku saja. Rencana yang telah aku susun beberapa minggu yang lalu dan walaupun tidak berjalan terlalu lancar tapi paling nggak hatiku terasa lega.

" Terima Kasih sudah mengoreskan tinta dalam kanvas kehidupanku "

itu SMS yang ku kirimkan terakhir kepada dia. Semoga ini benar benar yang terakhir dalam hidupku sehingga q bisa lebih fokus untuk mengerjakan yang lain sesuatu yang jauh lebih penting

Membuat bangga Bapak Ibuku akan prestasi yang aku capai

Amiiiiiiiiiiien

Minggu, 29 Januari 2012

The Purpose of my Life

Aku lalui jalanku setapak demi setapak. Berbekal Ikhlas dan Sabar bermaksud membuat bapak dan ibuku senang dengan apa yang telah aku lakukan. Berharap suatu saat Allah membuka pintu Hidayah buatku untuk menunjukan Hakikat hidupku sesungguhnya serta Mencapai kebahagiaan yang Hakiki.

Senin, 02 Januari 2012

IKHLAS



Pada saat aku mengikuti pengajian di sebuah mesjid ada sebuah ungkapan dari penceramahnya yang membuat aku berfikir lama dan merenunginya. Sang ustad yang terlihat sudah sepuh tapi mukanya berseri dan bijak tersebut berujar demikian, “Berusahalah untuk menjadikan diri kita bahagia saat menemui Sang Pencipta. Dan kebahagian tersebut hanya bisa diperoleh ketika kita ikhlas menjalankan apapun perintah Nya, tidak berharap apapun dari-Nya. Dan Jangan takuti Dia, karena ketakutan hanya akan menjauhkan kita dari-Nya”.


Aku penasaran, setelah pengajian selesai kudekati pak ustad tersebut. “Saya jarang sekali mendengar ungkapan pak ustad seperti tadi, bisakah bapak memberikan contoh real pada saya?”.Dengan ramah sang ustad tidak langsung menjawab pertanyaan tersebut. Dia menanyakan dengan sopan asal tempat tinggal dan keluargaku. “Untuk bertemu Tuhan kita akan mengalami tahapan seperti halnya bawang merah yang memiliki beberapa lapisan kulit. Berbahagialah bagi yang telah mencapai lapisan inti dari bawang tersebut, karena dia telah langsung bertemu dengan sang Kholik, pencipta diri kita dan alam semesta ini”, sang ustad bertutur dengan tenang. Aku masih kebingungan.“Kita harus bersyukur sudah diciptakan dan menikmati segala macam yang telah diberikan oleh Tuhan kepada kita, tentunya sesuatu yangsangat kita harapkan jika bertemu dengan Tuhan yang telah begitu sempurna menciptakan raga dan jiwa kita ini. Nah, salah satu komunikasi kita dengan-Nya adalah dengan Sholat. Sungguh teramat aneh jika aktifitas sholat kita hanya sekedar melaksanakan kewajiban atau berharap pahala. Tidak malukah kita telah diberi kenikmatan hidup dan kenikmatan lainnya kemudian kita meminta pahala dari-Nya?”. Pak ustad tersenyum. Sedikit demi sedikit aku mulai memahami maksudnya.


“Apa maksud pak Ustad dengan ungkapan jangan takuti Sang Pencipta?”, aku masih melanjutkan pertanyaanku, karena yang aku tahu hampir setiap penceramah selalu menganjurkan agar kita takut terhadap Tuhan dan balasan yang akan diterima dari-Nya jika kita berbuat dosa. Sang ustad tersenyum ramah, dia memahami kebingunganku. Adik (panggilan pak ustad kepadaku) tidak usah khawatir, mengapa kita meski takut terhadap-Nya?, bukankah Dia yang telah menyayangi kita melebihi orangtua kita sendiri?. Rasa takut hanya akan menjauhkan kita dari Tuhan. Tetapi walaupun demikian, untuk mencapai lapisan bawang yang paling inti tentu saja jalannya beraneka ragam, memulai dengan rasa takut untuk beberapa orang terkadang bisa membuka lapisan awal bawang tersebut, tapi yakinlah hal yang paling dinikmati oleh orang-orang sholeh adalah ketika lembaran demi lembaran dibuka sehingga semakin mendekatkan diri pada sang pencipta”. Aku semakin bingung, pak ustad satu ini selalu memberikan kata-kata kiasan.


Ternyata ngobrol dengan ustad ini mengasyikan. Dia tidak pernah bosan menemaniku sampai larut malam. Akhirnya aku tertidur di mesjid tersebut. Sekitar jam 1 an aku terjaga, melihat pak ustad yang sedang melakukan sholat tahajud. Keherananku semakin bertambah saat jam dinding di mesjid menunjukkan jam 02.30 dini hari pak ustad masih terlihat sedang sholat. Kapan beliau tidur, pikirku?


Adzan shubuh akhirnya membangunkanku untuk ikut sholat berjamaah dengan pak ustad. Kulihat wajah cerianya setelah selesai sholat dan berdoa. Tidak terlihat sedikitpun wajah kusut dan kantuk....aneh. Di rumahnya yang sederhana lebih membuatku kagum lagi, bersih dan terlihat ada ruangan kecil khusus untuk sholat, suasananya adem melebihi mesjid tempat aku sholat tadi. Istrinya sama ramahnya dengan beliau, dia mempersilahkan aku dan menjamu sarapan pagi.


Setelah cukup lama aku berpamitan. “Mampirlah kalau adik ke Bandung lagi, bawalah istri dan anak-anak adik kesini untuk bersilaturahim”, Pak ustad mengucapkan selamat jalan. Sebenarnya aku masih betah mendengarkan pembicaraannya, sayang aku harus cepat-cepat ke Cianjur untuk memenuhi janji pada anak-anakku.


1 jam di bus aku terus berfikir tentang perkataan pak ustad. Well, akhirnya aku menyimpulkan sendiri. Ikhlas...ikhlas, itulah kunci setiap perkataan dan perbuatan pak ustad itu. Aku mulai tersadar. Ikhlas, membuat pak ustad itu tidak pernah lelah untuk melakukan peribadatan dan berkomunikasi dengan Allah. Wajahnya yang berseri setelah melaksanakan sholat menggambarkan kegembiraannya menemui sang Pencipta.

YA ALLAH Q IKHLAS UNTUK TIDAK MENCINTAINYA LAGI

JODOH ADALAH TAKDIR & TAKDIR TIDAK DAPAT DIRUBAH

Selesai sudah perjalanan itu
Akhirnya sampai jua q pada ujung cerita itu

Sebuah Akhir yang tak akan q duga-duga
Sebuah harapan tinggi tapi dikalahkan hanya dengan sebuah kenyataan

Qta tidak akan pernah tau apa yang dikehendaki yang di atas
Walau qta sudah berusaha bertahun-tahun dan berkorban apapun yang qta punyai tapi tetap
KITA TIDAK AKAN MAMPU MENGALAHKAN SEBUAH KENYATAAN
Kini satu pelajaran berharga yang q petik adalah TAKDIR tetap TAKDIR
dan selamanya qta tidak akan mampu untuk merubahnya

Kini pilihanku cuma satu melanjutkan apa yang aku kerjakan selama satu tahun ini
atau HANCUR kembali dalam sebuah perasaan yang akan menuntunku kedal;am sebuah kehancuran yang lebih dalam lagi.

Tapi biarlah semua itu terjadi apa adanya apa yang menjadi kehendak yang diatas akan aku jalani
yang terpenting dalam kehidupanku saat ini adalah kedua orang tuaku
Sudah sekian lama aku tidak memperlihatkan sikap sebagai seorang anak yang berbakti kepada orang tua
TERLEPAS DARI ITU AKAN AKU SERAHKAN KEPADA YANG DI ATAS

Biarlah aku jalani semua ini mengalir seperti adanya
Aku yakin suatu saat ALLah akan menunjukan kemana akan aku bawa kehidupan ini
Selama apa yang aku lakukan tidak melenceng dari jalanya

Huuuuuh
Lega rasanya semua berakhir
Semoga aku masih tetap tegar untuk melepas rasa cinta ini
Bukan hanya satu hari ini saja tapi untuk selamanya

Moga juga hal mistik selama ini yang aku duga juga tidak benar
dan semua pihak lega untuk menerima kenyataan ini
Tak ingin rasanya mengakhiri tulisan ini
Tapi q juga tidak tau kemana harus mengutarakan ini semua

SEMOGA Q TETAP TEGAR HARI INI ESOK DAN NANTI AMIIIIIIIIIIIIIIIIN
" HAMPA "

Kupejamkan mata ini
Mencoba tuk melupakan
Segala kenangan indah tentang dirimu
Tentang Mimpiku

Semakin aku mencoba
Bayangmu semakin nyata
Merasuk hingga ke jiwa
Tuhan tolonglah diriku

Entah dimana dirimu berada
Hampa terasa hidupku tanpa dirimu
Apakah di sana kau rindukan aku
Seperti diriku yang selalu merindukanmu
Selalu merindukanmu ....

Tak bisa aku ingkari
Engkaulah satu-satunya
Yang bisa membuat jiwaku
Yang pernah mati menjadi bararti

Namun kini kau menghilang
Bagaikan di telan bumi
Tak penahkah kau sadari
Arti cintamu untukku